gunalam

Minggu, 08 Februari 2015

Filosofi Batu Akik

Suci Fitriani, gadis manis dari Rawalo yang baru datang dari merantau jauh ini heran dengan fenomena yang terjadi di kampungnya.
Bagaimana tidak, hampir semua warga desanya lagi demam batu akik. Tua muda, laki perempuan sedang dilanda hobby menggunakan akik sebagai asesoris dan ada juga yang diperjualbelikan. Ibu-ibu di arisan yang dipamerkan, yang dibahas adalah batu akik. Para pemuda dan bapak-bapak, jangan ditanya lagi.. disetiap jari mereka berhias cincin akik. Disetiap sudut desa mereka berkumpul yang dibahas adalah batu akik sambil masing-masing menggosok batu akiknya seperti mereka sedang berlomba.

Ada kumpulan anak kecil berjalan-jalan sambil menyeret-nyeret magnit di tanah.
Suci tanya, "kalian sedang ngapain bawa magnet seperti itu?".

"main-main aja kak, siapa tau dapat batu Badar Besi!" teriak salah satu dari mereka.

hadeeehhh... ckckckck...
'hmmm...  apa hebatnya sih batu akik?'... batin Suci diam-diam penasaran. 'dimana asyiknya..?'. Berpikir seperti itu sambil memperhatikan serakan pasir kerikil di depan rumahnya. Berjongkok kemudian dipungutlah sebutir batu kecil yang menurutnya menarik. 'Hmmm...', senyam-senyum disimpanlah batu itu.

Begitulah sejak saat itu hari-hari Suci sibuk dengan si batu kecil. Hampir tiap ada kesempatan dielap-elap, digosok-gosok batu itu dengan kain. Terlihat sedikit mengkilap, makin semangatlah dia dengan usaha mengkilatkan batunya. Dengan penuh kesungguhan, dengan sabar telaten.. Suci tekun dalam usaha membuat batu yang dia pungut didepan rumahnya agar terlihat mengkilap. Hari demi hari, sang batu semakin mengkilap, Sucipun makin sayang.. si batupun kini makin cemerlang. Siapapun tidak akan ada yang menyangka bahwa butir batu cemerlang itu hanyalah batu yang biasa berserak di halaman rumah atau di pinggir jalan.

Melihat batunya yang cantik, timbullah niat Suci untuk membuat batu itu sebagai asesoris. Dibawalah batu ke tukang perhiasan. Oleh tukang perhiasan batu itu dijadikan liontin.
"Waw!!" Suci hampir teriak girang melihat keindahan liontin batunya. Makin bangga Suci mengenakan liontin batu hasil polesannya sendiri. Apalagi ketika teman-temannya mengira kalau batu itu adalah jenis batu akik yang mahal. ....pssstttt.... hehehe...

Hingga suatu ketika, entah bagaimana kejadiannya. Suci mendapati liontin itu sudah tidak tergantung lagi di kalungnya! HILANG !!!

Panik, bingung dia cari kemana-mana. Bahkan sampai dia menelusuri kembali jalan-jalan yang kemarin dia lewati... tapi nihil... sang batu lenyap seakan ditelan Bumi.

Suci pun melewati hari-hari sedih menyebalkan, dirundung kemurungan... G.A.L.A.U !!
Rupanya kegalauan Suci ini jadi perhatian kakeknya mbah Maruto

"ada apa to nduk.. hari-hari ini kok mrengut aja...?", tanya mbah Maruto menghampiri Suci.

Tapi Suci tampaknya kurang konsen tak mendengar hingga dia diam saja.

"lho.... lha kalo diem aja, gimana mbah bisa bantu..".

"eh... ada si mbah..", Suci jadi salah tingkah.

"Hayo cerita ada apa.. kok wajahmu ditekuk aja.. mrengut.. jadi ilang manise..heh?  sapa tau mbah bisa bantu masalahmu nduk"

'hmmm bener juga ya' pikir Suci. 'si mbah kan orang sepuh, siapa tau dia punya ilmu hebat hingga bisa nemukan batu itu'. "emmm.. gini mbah.. ceritanya.." bla bla bla ...dst... Suci menceritakan dari awal dia pungut batu, memoles, menjadikannya liontin.. dan akhirnya hilang.

"HEBAT..! LUAR BIASA..!" , kata mbah Maruto.

Suci jadi keki, menyangka kakeknya ngeledek. Batu hilang kok dibilang hebat luar biasa. "Mbah ini, suci ini lagi galau tau, apanya yang luar biasa?", Suci merengut.

mbah Maruto senyum kalem, "gini lho nduk... ceritamu tadi itu mengandung pelajaran luar biasa untuk bekal hidupmu kelak".

hadeeehhhh.... biasa nih aki-aki suka ngelantur gak jelas, pelajaran apa coba? pikir Suci.
"yeee.. mbah pasti mau mengatakan bahwa pelajarannya adalah agar Suci tidak sembrono kan, agar Suci hati-hati kan..?" selidik Suci.

"Tanpa mbah katakan tentu Suci sudah mengerti pelajaran yang itu kan? hehe..". Mbah Maruto melanjutkan, "begini nduk.. semua itu adalah gambaran nyata dari sebuah proses usaha seseorang menuju dan menjadi berhasil atau sukses. Ingat, kamu memungut batu biasa.. kemudian dengan tekun, sabar telaten, dengan penuh kesungguhan dan harapan, dengan gairah cinta dan kesetiaan.. akhirnya batu biasa itu jadi berkilau. Begitu juga dengan orang yang berusaha nduk.. mungkin awalnya adalah usaha yang terlihat biasa, tapi dengan ketekunannya.. dengan ketelatenannya.. dengan kesungguhannya.. dengan setia pada harapan-harapannya.. dengan gairah dan kecintaan pada usahanya.. usahanya menjadi cemerlang.. gemilang dan jadi kekaguman. Bahkan akan banyak orang yang tidak mengira kalau usahanya itu awalnya adalah usaha yang biasa saja, sama seperti batumu itu kan?"

"hmmm.. iya juga sih.." batin Suci, manggut-manggut. Suci dalam hati tidak menyangka, selain gaul, mbahnya juga udah cocok menggantikan posisi Mario Teguh nih, pikir Suci.

"itulah kualitas sukses nduk, tanpa sadar telah kamu terapkan pada batu itu.. maka bergembira dan semangatlah karena kamu memiliki kualitas sukses itu", lanjut mbah Maruto.

"Tapi batu itu kini hilang mbah!", tukas Suci dengan nada sedih jengkel, mengingat dia tidak bisa menemukan batu kesayangannya. 

"Nah... justru itulah inti dari pelajaran ini nduk..", jawab mbah Maruto.

Suci diam, serius dan nampak tidak sabar dengar pelajaran dari mbah Maruto.

"ingat, bukankah liontin itu asalnya dari batu biasa kan?"
"sekarang mbah tanya, ada berapa batu biasa yang serupa dengan batumu itu, yang berserak di depan rumahmu atau di jalan-jalan kampung ini nduk..?", tanya mbah Maruto.

"Banyaklah mbah..?", jawab Suci.

"Artinya, berapa banyak batu seperti itu yang berpeluang kamu cemerlangkan dengan kualitas suksesmu itu..?", tanya mbah Maruto senyum sambil menatap mata Suci.

Suci lama diam seperti merenungkan sesuatu...  dia senyum, "tentunya juga banyak mbah!". jawabnya semangat.

"Hebat! kamu memang cucu mbah yang hebat. kamu cepat sekali mengerti. Begitulah nduk, segala sesuatu banyak kemungkinannya. Usaha yang sukses bisa jadi tiba-tiba hilang alias bangkrut. Wajar kita jadi sedih.. jengkel.. marah.. frustasi. Tapi kebanyakan kita membiarkan larut dalam kesedihan itu. Hingga kita melupakan kualitas sukses yang kita miliki, hingga mata kita tertutup terhadap peluang-peluang yang banyak berserakan di luar sana yang menunggu untuk kita cemerlangkan! hahaha..", ceramah mbah Maruto ikut semangat layaknya bapak-bapak MLM yang sedang menawarkan suci untuk ikut jadi downline-nya

Tiba-tiba Suci beranjak pergi meninggalkan mbah Maruto dengan sedikit berlari. "loh eh mau kemana?", tanya mbah Maruto.

"cari batu mbah!"

" Eh.. CARI BATUNYA DI SINI SAJA ! "

6 komentar:

  1. hahahhaha.. terus berkarya ngki... by : jongkokwc

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. monggo.. share yg banyak ya hehe..
      makasih gan

      Hapus
  3. udah kawin aja si suci ye ckck... keknya cm gue yg gak berkembang 8 thn terakhir

    BalasHapus